Efek Laundry dan Green laundry
Selama ini cuci baju adalah pekerjaan remeh yang mungkin tidak semua orang mengerjakannya. Selama ini untuk masyarakat pedesaan seperti saya, cuci baju masih merupakan pekerjaan rutinitas tiap pagi atau sore. Dan kalo sudah akhir pekan terkadang merupakan pekerjaan yang super berat, harus ekstra tenaga karena semua menumpuk di akhir pekan. Belum lagi ditambah pekerjaan yang lain wah harus pake doping nih….
Beruntung beberapa bulan lalu, ada tetangga yang menawarkan untuk mencucikan baju, khususnya baju-baju seragam untuk saya dan istri. Sehingga sedikit meringankan beban pekerjaan cuci-cuci baju yang harus tiap hari lakukan, walapun masih tetap ada yang saya cuci sendiri
Cerita diatas mungkin juga anda alami sekarang ini, atau memang masih tetap memilih untuk mencuci baju sendiri? Kalo itu yang anda lakukan, paling tidak bisa berhemat, bener bukan?
Tapi yang saya bicarakan disini bukan sisi hemat, saya sedikit menyoroti banyaknya bisnis laundry yang ada di tempat saya. Selama ini saya hanya melihat bisnis ini berkembang di sekitar kota saja, namun sekarang sudah banyak merambah ke desa-desa juga. Yang paling banyak di Jogja kalau saya amati adalah disekitar kampus, apalagi kampus-kampus yang katanya mahasiswanya berkantung tebal wah itu sangat banyak (saya amati disekitar kampus UII Jakal, Sekitar UPN keselatan, Babarsari dll).
Apakah ini pertanda bahwa kebanyakan orang terutama anak muda sudah malas lagi untuk mencuci baju?
Dulu waktu saya kuliah (DO sih) belum banyak yang membuka bisnis ini, jadi pekerjaan rutin di kos adalah nyuci baju rame-rame, tapi kalao dilihat sekarang kok sepertinya tidak ada.
Kembali lagi bukan itu yang ingin saya singgung, tentu dengan maraknya bisnis laundry ini akan memberikan efek pada banyaknya sumber pencemar dari loaundry ini, bener kan? Saya tidak membayangkan bagaimana kawasan yang banyak laundry tersebut beberapa tahun lagi, kalo setiap laundry tidak dilengkapi dengan pengelolaan limbahnya, apa bisa menanggung tidak akan terjadi pencemaran pada sumur sekitar? Tentu menjadi PR buat yang berwenang untuk hal ini (kok malah kena sendiri).
Sampai saat ini memang belum ada regulasi tentang laundry ini di Jogja (apa saya yang belum tahu ya), sehingga belum ada jaminan bahwa tiap laundry yang dibangun sudah dilengkapi dengan pengolah air limbah yang dihasilkan. Dan kalaupun diterapkan saya tidak yakin yang buka bisnis ini kecil-kecilan mau membuat IPAL yang mungkin berbiaya besar.
Saya sedikit seneng dengan berita bahwa saat ini di Daerah bekasi tepatnya di Kampung Jarakosta, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi dibangun sebuah usaha laundry yang ramah lingkungan. Walaupun masih mendapat bantuan dari salah satu perusahaan melalui kegiatan CSRnya, namun adanya Koperasi Desa Sukadanau (KDS) Green Laundry paling tidak menjawab bahwa bisnis laundry juga harus dilengkapi dengan Instalasi Pengolah Limbah (IPAL) agar buangan yang dihasilkan memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan.
Dengan demikian lingkungan akan tetap terjaga dari limbah air cucian terutama detergent. Semoga hal ini bisa diterapkan di Jogja dan di Bantul khususnya agar kota kita tetap terjaga lingkungan dari pencemaran.
Semoga bermanfaat.
image : mayadewi.wordpress.com
sepertinya yang memperhatikan sampai segitu baru segelintir
Saya malah baru tau mas ada laundry ramah lingkungan 😀
Tapi bagus lah, bumi ini pasti akan lebih baik.
Kalo saya sih sama sekali belum pernah nge’loundry pakaian kotor saya 😀
lama g kesini, tapi katanya ada ya mas bahan laundry yg bisa menyebabkan penyakit ?
Kadang juga keliatan banget bedanya antara laundry biasa ama green laundry. Kalo laundry biasa, harga jelas lebih murah, dan bau parfumnya menyengat, walaupun harum tapi bisa bikin pusing
Wah bener juga ya mas, efek laundry pasti akan sangat berbahaya kalau tidak disertai dengan pengelolaan limbah.
Tapi sepertinya memang belum ada aturan jelas untuk masalah ini. Untuk di lingkungan saya kuliah dulu disemarang juga sama.
Benar juga.
Harusnya ada policy/kebijakan untuk itu. Apalagi bisnis laundry ini memang sudah sangat menjamur. Bagusnya sih tiap beberapa meter persegi usaha rumah tangga ada sumur resapan, jadi bisa meminimalisir limbah yg susah diurai.
Tapi ide kampung hijau itu sip juga 🙂
nice post i like this Greetings
setiap bentuk usaha ada konsekuensi… Salah satunya menyisakan limbah. Seperti dikantorku menyisakan potongan kertas yg menggunung…tp itu jd uang krn ada yg berani membelinya.
Kalo limbah pencucian? Gmn ya biar jd duit 🙄
Mari berbagai informasi dan pengalaman usaha laundry di http://wirausaha-sukses.net
Setiap kemajuan teknologi selalu membawa efek ganda. Kita tidak bisa menghindari efek tersebut. Yang bisa kita lakukan adalah meminimalisir efek buruk yang mungkin terjadi sehingga manfaat yang dirasakan lebih besar dari mudhorot-nya.
memang sangat dibutuhkan bahan baku laundry yang ramah lingkungan. setahu saya seperti Super Wash Laundry sudah menggunakan bahan baku laundry yang ramah lingkungan