Asyik ya kalo Yogya punya kawasan pejalan kaki utamanya Malioboro sebagai jantung kota Yogyakarta. Bisa dibayangkan kedepan bila malioboro menjadi kawasan pedestrian, para pejalan kaki akan dimanjakan dengan tersedianya kawasan bebas kendaraan bermotor. Lewat kawasan pedestrian ini masyarakat Yogyakarta terpacu untuk berkreasi, tidak sekadar bernostalgia tentang masa lalu, tetapi mengembangkan potensi kawasan pejalan kaki sebagai upaya mengundang wisatawan untuk menikmati karya seni dan budaya masyarakat Yogyakarta. Sekali lagi perlu upaya keras, kreatif, serta bijaksana dalam mengembangkan kawasan Malioboro yang sarat dengan sejarah kota Yogyakarta.
Tapi mimpikah hal ini? Anda semua akan bilang “ Siapa bilang itu hanya mimpi? Toh wacana terus digulirkan, bener kan? Eiiit…. nanti dulu, nih lihat :
Itu tahun 2007 lho bro, sekarang tahun berapa? 2011, baru 4 tahun belum 5 tahun, haha
Memang dalam revitalisasi Malioboro jadi kawasan pedestrian tidak semudah membalikan telapak tangan saja, ya memang, sih. Cuma wacananya kok lama amat.
Gimana nih anda termasuk yang setuju Malioboro jadi Pedestrian?
Buat yang seneng nongkrong setuju donk, areal pejalan kaki akan menjadi lebih lapang, tentunya areal untuk pedagang kaki lima akan menjadi cukup Hal ini bisa sekaligus mendidik masyarakat menghargai budaya berjalan kaki. Kalaupun ada masyarakat yang kepingin sedikit berkeringat, mungkin disediakan persewaan sepeda onthel dan atau becak, sisi apalagi kalo penaataanya juga direvitalisasi, dijaga kebersihan lingkungannya, jangan banyak kotoran kudanya, haha. Kalo yang suka nge-blog bisa asyik seharian disana ya, apalagi kalo wifinya gratis, hoho
Cuma sulit juga mewujudkannya kalo jadinya begini?
Kalo jadi dijadikan kawasan pedestrian, terus limpahan jalur kendaraan serta kebutuhan akan ruang parkir,serta pengembangan jalur sirkulasi dalam kota yang baru apabila malioboro tdk dpt diakses kendaraan bermotor, mau dikemanakan? Jangan-jangan nanti penataan malioboro akan berimbas pada kesemrawutan pada kawasan lain, tambah sumpek Jogjanya kan?
Belum lagi buat yg cuma skedar melintas bawa motor/mobil tanpa berniat nyari oleh-oleh, brarti ilang dong ksempetan buat menikmati kehidupan Malioboro!!!!
So gimana nih pendapat anda-anda semua?
saya setuju sekali pak kalau malioboro jadi pedestrian.. biar gak semrawut, gak banyak polusi dan lebih tenang.. cuma yg dipikirkan adalah membangun areal parkir yg luuas untuk menampung semua kendaraan
Memang yang jelas polusi udara berkurang mas, saya akui itu tidak mudah
kalo aku sih setuju juga, belum 1 taun di jogja, tapi udah sering banget ke malioboro,, emang, jalan untuk kendaraan sangat sesak, tapi mungkin bisa dibuat lapangan parkir sendiri, diluar jalan malioboro,, trus untuk masuk kedalam harus jalan ato bisa nyewa sepeda ato becek gitu,,
tapi untuk orang yang males, pasti gak setuju dengan hal ini,, apalagi pemerintahnya yang super males,, janji ditahun 2007, untuk direalisasikan ditahun 2009, malah gak kesampaian hingga tahun 2011.. ckckck
Begitulah Mas Dery banyak pertimbangan sepertinya, namanya juga kebijakan publik, banyak konsekuensinya dan itu belum bisa dilakukan oleh PEMKOT
Meski aku bukan orang Yogya tapi aku sudah 2 kali berjalan kali di jalan malioboro dan elihat wacana ini seperti nya akan bersinggungnan dengan banyak pihak. Ada yang pro dan pasti akan ada juga yang kontra. Munkin masing2 pihak itu punya kepentingan pribadi dengan kegiatan nya. Semoga Bisa segera terwujud dengan tidak banyak mengorbankan warga ekitar 🙁
Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
Bagi saya yang orang lingkungan jelas memilih setuju sekali Mas Sugeng, bener ga? Paling tidak program kami Langit Biru sedikit bisa dilaksanakan di Jantung Kota Yogya mas
Betul mas.. itu hanya mimpi. Pedestrian tanpa sarana jalan dan prakir yang bagus yang mau kesana juga bingung nanti parkirnya dimana.. hehe…
Jika dibuat kawasan tersendiri itu baru mungkin..
Ya saya agak pesimis juga dilaksanakan, sering ke Malioboro kan? Kantor saya pernah melaksanakan hanya 4 jam Car Free Day, banyak yang ga ngeyel tetep bawa kendaraan
saya setuja banget mas, apalagi nantinya ada jalur khusus sepeda makin manteb.
isunya dijakarta juga akan dibuat jalur khusus sepeda
Kalo jalur sepeda, becak, andong sudah ada mas, yang diinginkan adalah bebas kendaraan beremisi mas? lebih khususon lagi khusus jalan kaki
Bila dilihat dari tujuan kenyamanan dan keamanan wisata, perlu juga ada kajian dari faktor lain seperti transportasi dan akomodasi, agar saling menguntungkan bersama
Terlalu banyak kajian tanpa realisasi bli, yang ada hanya wacana aja terus, hehe. Banyak yang sudah mengkaji, bli tau sendiri Yogya gudangnya Ilmuwan haha
DIY,salah satu kota istimewa,jdkan kota jogya sebagai contoh bagi kota lain,semoga sukses selalu.
Amien, doakan juga tidak ada bencana lagi ya
Malioboro itu maskot kota Jogja, saya ngerasa enggak ke Jogja kalo enggak nyempetin ke Malioboro.
Semoga Malioboro makin rapi dan bersih..
Hari ini masih sama dengan 2 tahun yang lalu, berharap saja wacana itu jadi kenyataan mas
Gimana ya. Soalnya Saya belum pernah ke Jogya. Tapi kalau rencana tsb disertai dgn pembuatan lap. parkir yg memadai Saya rasa ngak masalah Mas
Ayo ke JOGJA, aman kok, mampir ke mbantul
saya komen kok gagal terus ya, coba yang ini pendek saja gimana
Lhah kenapa mas, sekarang sudah bisa koment lagi nih
Wah, menarik banget kalau benar2 bisa terealisasi. Memang kita terlalu manja selama ini.
Wacana yang dah terlalu lama Pak Mur, semoga memang benar bisa terrealisasi jangan hanya mimpi saya saja ya!
pernah ke kawasan malioboro dulu thn 90an, kalo sampai berubah krn konsep baru asalkan dipertahankan venue2nya dan dipikirkan ruang geraknya, akses2nya ya ok lah…
Tentu sudah jauh berbeda Kang Ade, th 90 dengan sekarang, yang khusus jual khas jogja cuma emperannya doank, yang di toko mah import semua.
Tentu saja kang, untuk warisan budaya ga mungkin di hilangkan
semua tergantung dari masyarakat sana Mas Ton.. kalau ada niatan saya pikir enggak ada yang enggak mungkin :cendol
Kalo niatan mungkin semua punya mas Lozz, cuma efek dari hal itu yang semua belum siap dan disiapkan dan yang paling utama pengalihan kendaraan dan yang mau masuk ke Malioboro macam pegawai toko, itu yang susah.
kapan ya jakarta jadi kawasan pedestrian ,,,
ngimpi kali yee
Susah kali mas, tapi bisa diwujudkan pelan-pelan, katanya sekarang baru dibangun jalur khusus sepeda
semoga di Surabaya bisa jadi kayak gitu *_*
Tuh dibawah dah dicontohkan oleh Mas Joko Sutarto, Katanya di Kembang Jepun, cuma kata mas Padly dah ga laku
saya baru sekali ke malioboro itu pun cuma bentar doang hehe.. tapi kalo dijadikan kawasan pejalan kaki bagus juga hehe.. tapi becak tetap ada dong…
Harapan saya sih paling tidak untuk kendaraan yang beremisi dulu lah mas yang tidak boleh lewat malioboro, artinya becak, sepeda masih bisa lewat dan itu masuk ke jalur khusus
Bagus sih kalau rencana itu bisa terwujud. Setidaknya menciptakan lingkungan yang go green. Tapi, disatu sisi pasti para pengunjung akan kesulitan menjangkau kawasan tsb kalau kendaraan yang beremisi tsb dilarang beroperasi
Justru yang ingin ditanamkan adalah jalan kaki di malioboro, ataupun bisa naik sepeda dan becak, paling tidak yang beremisi yang ga boleh lewat, namun memang sulit bagaimana untuk drop barang ke toko, bagaimana pegawai yang bekerja di Malioboro, kalo semua siap dan disiapkan mungkin bukan wacana lagi
Saya masih trauma jalan di malioboro karena pernah kecopetan di sana :'(
Maafkan atas ketidaknyamanan di Malioboro, semua harus waspada
Setubuh! Eh… Setuju!
Tambah asyik kaya’nya, para pejabat yang berkantor di DPRD (kalau ga salah ya?) Bisa gabung sama komonitas akar rumput Malioboro -Jalan kaki kamsudnya-
Aku dulu pernah jalan kaki dari Malioboro sampai Sleman Sembada… Tulisan ini membangkitkan memori ku tentang Jogjakarta jadinya Mas. Jadi ingin kesana lagi 🙁
Kalo semua berpikiran seperti mas Padly bukan hanya wacana mas, justru yang sulit mengenai perilaku yang kadung seneng kepenak (alias ogah susah2 jalan kaki).
Bagi kami orang lingkungan hanya berfikir saja bagaimana khusus yang beremisi saja yang ga masuk, sedang untuk sepeda dan becak ga masalah, artinya kita memberi peluang untuk ojek sepeda dan becak, cuma masalahnya kendaraan pengedrop barang gimana, nah itu, atau yang disampaikan mas Joko Sutarto dibawah ini gimana juga
Kalau nanti serius atau benar-benar disulap jadi kawasan untuk pejalan kaki, yang paling kasihan toko saya, Mas. Karena dua toko tempat saya bekerja ada di jalan Malioboro. Bisa kukut (tutup) nanti karena tidak ada yang beli.
Faktanya, seringkali jalan Malioboro ditutup selama ini saja sudah sangat sukses menurunkan omzet kedua toko saya. Apalagi kalau ditutup beneran.
Alternatif lain mungkin bisa meniru seperti konsep kawasan Kembang Jepun di Surabaya. Siangnya normal dan kalau malam kawasannya ditutup untuk area pejalan kaki dan tempatnya disulap mirip seperti di Tiongkok. Kalau yang ini mungkin menarik meskipun saya tak yakin apakah ini tidak berimbas kepada penjualan di toko saya.
Maaf, Mas Tony. Saya berbicara begini tidak hanya semata-mata atas nama kepentingan pribadi saya saja, Mas tapi ada banyak ratusan SPG dan karyawan yang menggantungkan periuk nasinya di toko saya, yang ini juga perlu dipikirkan kalau ide ini akan dilaksanakan.
Kia kia (Kembang Jepun malam hari) sudah mati Pak, Ga’ laku. Sepertinya akhir-akhir ini adalah masa untuk berhemat. Orang sudah berfikir dua kali untuk kuliner di luar.
Oia. Pak Joko punya usaha di Malioboro ya? Dekat mana Pak? Pasar Bringharjo?
Oh, ya, Mas Padly. Saya sudah gak tahu kalau kia kia sekarang malah sepi. Maklum kalau mudik ke Surabaya gak pernah mampir. 🙂
Bukan toko milik saya, Mas. Saya cuma karyawan aja, kok. Tepatnya toko (dept store) tempat saya bekerja. Keduanya ada di jalan Malioboro. Yang satu di Mal Malioboro, yang satunya depan Kepatihan.
Ini hanya opini saja kok Mas Joko, semua akhirnya kembali ke pemangku kepentingan dan kebijakan.
Saya sendiri punya pengalaman bagaimana sulitnya membuat malioboro Car Free Day pada tanggal 5 Juni 2010 kemaren, padahal kami hanya ingin 4 jam dari jam 7 sampai jam 11, waw sungguh sulit sekali.
Orang lebih takut kalo Pak Polisi yang menghentikan sementara kita2 yang mencoba membujuk untuk sekedar blang “nuwun sewu, mbok motornya sementara dituntun dulu nggih” dicuekin, haha
Saya bisa memahami mas Joko, mungkin semua Komunitas Malioboro kalo disuruh milih mending ga usah, namun semua kembali ke niatan, artinya kalo selter akses masuk ke malioboro dipermudah dari sisi kanan dan kiri dengan adanya jaminan transport masuk (tidak beremisi tentunya) semua bisa dilakukan, karena persepsi saya disini tidak hanya untuk pejalan kaki, namun untuk kendaraan tidak beremisi boleh masuk tentu tetap pada jalurnya.
Kalo untuk alternatif malam bisa saja, namun harus juga dibarengi dengan keberadaan PKL khas malioboro yang buka sampe malam, karena daya tariknya ada disitu. Karena kalo hanya kuliner malam malioboro kok pasti koit mas, kayak komplek kuliner concat
Saya setuju seandainya malioboro jadi kawasan pedestrian, tapi apakah mungkin?. Sekarang jogja begitu sesak, jalan2 sudah dipenuhi kendaraan umum maupun pribadi, badan jalan sudah berkurang buat lahan parkir. Jadi, kalau menjadikan malioboro pedestrian, ya nunggu jogja sepi dulu 🙂
Mungkin hanya wacana mas haha, Mas Sukadi bisa liat komennya mas Joko Sutarto yang jelas sebagai pelaku di Malioboro dan itu bukan hanya satu orang mas, Komunitasnya saya kira juga demikian.
Kalo nunggu jogja sepi, ga ada yang menarik donk, mana mau datang ke Jogja mas?
Kalau memang mau ditutup untuk kendaraan umum maka selayaknya juga harus mempertimbangkan bagaimana biar tidak menghambat perputara ekonomi seperti yang dikeluhkan oleh bro Joko. Bappeda harus kerja keras nih…
sempitnya lahan untuk akses ke Malioboro bro, kantong parkir belum memadai, dan itu cukup bermasalah, sekarang saja dimana parkir di Malioboro sudah sumpek.
Namun gagasan tersebut harus didukung tentu dengan persiapan yang matang, karena kami dari lingkungan hidup berharap Malioboro bebas dari emisi bro
Banyak teman yg mengeluhkan macetnya Malioboro. Wah kalau itu bisa jadi kawasan Pedestrian, salut dah. Mudah2an bukan hanya wacana ya… ini sudah telat 2 tahun…
Iya mbak, saya berharap bukan hanya wacana saja.
mantabs banget jika memang dapat direalisasi mas.. tapi sayang saya kurang dapat urun rembug masalah pwk ke depannya jika memang pedestrian terwujud.. masalah parkir dan semacamnya.. 🙁
tapi setidaknya wacana bagus seprti musti harus digaungkan terus.. shg masyarakatpun benar2 mensupport.. !!!
salam,
Hanya sebuah opini saja menengok wacana yang sudah lama bergulir tanpa realisasi Pak, kalo mau urun juga gpp toh akhirnya kembali ke pemangku kebijakan.
sangat setuju sekali kalo itu memang terjadi,,
saya akan keliling malioboro jalan kaki sampai pegel,, semoga cepat terealisasi 🙂
semoga saja mbak, wong wanacanya saja udah 4 tahun gitu
Jadi pengin pulkam ni’ dah lama nggak pulang ….
Tak tunggu kedatangannmu mbang Toyib, hehe
Saya setuju banget Kawasan Malioboro dijadikan kawasan pedestrian. Saya justru usul kawasan pedestrian itu mulai dari Tugu sampai ke alun-alun utara.
Kawasan parkir bisa dibuat di luar kota saja. Pinggir jalan lingkar kan masih banyak lahan yang bisa dipergunakan sebagai kawasan parkir. Nah, untuk ke sekitar Malioboro, Jogja Trans diberdayakan.
Justru saya pesimis dengan ide anda mas, lha wong tempat parkir di Ngabean saja sebagai selter menuju Alun2 ga bisa di fungsikan itu jaraknya ga ada 1 km mas, kalo disediakan sepeda sewa bayarnya paling 1 rb, ga ada realisasinya. yang terjadi tetep bis parkir di Alun2, jadinya ya gitu deh.
Harapannya bagus mas, cuma kalo saya cukup dari garuda sampe gedung agung saja, dan jalan utama saja bebas dari kendaraan emisi, itu dulu
Waca untuk menjadikan Malioboro sebagai kawasan Pedestrian, memang sudah lama. Dan yang selalu menjadi kendala besar adalah masalah lahan parkir. Karena lahan di sekitar kawasan malioboro sudah tidak ada lahan kosong lagi.
Bisa Mas,, sangat mungkin bisa dijadikan pedestrian. Baru-baru ni sudah dilakukan pengerjaannya dan hasilnya sangat bagus, kawasan Malioboro Jogja sudah mulai berganti dan menata diri sekarang, yang orang Jogja pasti sudah tau, yang orang luar Jogja silakan cek sendiri,, hehee.
Cek di website MalioboroJogja.com ya, terima kasih. 😀